Hari ini, Festival Tunas Bahasa Ibu kembali digelar untuk mempromosikan pelestarian bahasa dan budaya daerah di kalangan generasi muda. Acara tahunan ini diikuti oleh berbagai sekolah dari berbagai SMP yang mengirimkan perwakilan siswa untuk berkompetisi dalam lomba bertemakan bahasa ibu.

Ada beragam cabang lomba yang diikuti, mulai dari pidato, membaca dan menulis aksara jawa, mendongeng, menulis cerkak, maca geguritan, dan ndaghel ijen

Festival Tunas Bahasa Ibu bertujuan untuk mendorong siswa agar mencintai bahasa daerah mereka serta memahami pentingnya pelestarian bahasa ibu dalam menjaga identitas budaya. Para peserta diberi kesempatan untuk menampilkan keterampilan bahasa mereka di depan juri dan audiens, dengan harapan dapat menginspirasi generasi muda lain untuk belajar dan melestarikan bahasa ibu.

Festival ini juga menjadi ajang untuk mempertemukan para pemerhati bahasa dan budaya lokal, guru, dan komunitas yang peduli pada pelestarian bahasa daerah. Sebagai bentuk apresiasi, para pemenang lomba akan mendapatkan penghargaan serta berkesempatan untuk tampil dalam acara budaya nasional yang akan digelar akhir tahun nanti.

Dengan Festival Tunas Bahasa Ibu ini, diharapkan generasi muda semakin memahami bahwa bahasa daerah bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga bagian dari jati diri dan identitas bangsa yang harus dipertahankan dan diwariskan.